Lampu Kota

Kalau naik pesawat, aku sukanya pilih tempat duduk dekat jendela. Alasan utamanya, biar ada sandaran kepala kalau tidur. Karena tidak peduli sependek apapun jarak penerbangannya, aku pasti tidur pulas.

Saat itu aku perjalanan solo, kembali dari luar pulau. Sesuai dengan pilihan, dapat kursi dekat jendela. Tengah kosong. Kursi ujung yang dekat lorong, terisi seorang pria muda.

Dia mulai mengajak ngobrol. Ceritanya, dia akan pulang kampung di Jawa. Aku iyakan saja. Tidak mau melanjutkan lebih panjang, karena aku sudah ingin segera tidur.

Sesaat sebelum take off, aku sudah terlelap. Biasanya otomatis aku akan terbangun saat roda pesawat menyentuh landasan nantinya. Tapi tidak malam itu.

Aku tersontak, saat pria itu menjawilku, sengaja membangunkanku. “Mbak! Mbak! Lihat itu, lampu kotanya bagus banget!” katanya begitu antusias.

Masih dengan mata sipit, belum melek sempurna, aku jawab singkat, “Iya”. Trus kutinggal merem lagi.

Aduh mas, sungguh niatmu baik, berbagi keindahan denganku, tapi enggak gitu juga kaleee. Tidurku belum jenak.

 

BTS my journey – series 18

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *