Pernah bayangin enggak, bagaimana ngobrol di bawah laut? Kalau diperhatikan, semua penyelam, saat muncul di permukaan, pasti akan berubah cerewet, karena memendam kata selama di dalam air. Terlebih yang aktivitasnya motret atau jadi model saat di kedalaman sana.
Saat jadi model, fotografer akan mengarahkan hanya dengan bahasa tubuh. Kode tangan tepatnya. Pernah satu kali, maksud kodenya adalah disuruh untuk mundur, dengan lambaian telapak tangan yang menyerupai tukang parkir, saat meneriakkan “terus, terus”. Tapi berhubung mata ini tidak cukup awas menangkap kode tersebut, jadinya bingung, maksudnya disuruh maju atau mundur. Karena tak jelas, telapaknya menghadap ke mana. Akhirnya cuma mengeryitkan dahi, tapi diam di tempat. Pasrah. Sampai di atas, baru terungkap, “Maksudku tadi, begini… Bla bla bla…”
Beda lagi ketika jadi fotografer, hunting bareng hewan unyu di bawah laut. Kalau belum paham makhluknya, pasti susah membayangkan, penampakannya seperti apa. Warnanya apa, tubuh utuhnya seperti apa, kepalanya yang mana.
Dan benar, itu pernah terjadi, saat awal terjun ke dunia foto macro, dimana aku belum paham betul jenis makhluk yang ada dan habitatnya. Menyelam berempat, yang mana mereka sudah terbiasa foto hewan unyu, dan itu pertama kalinya buatku untuk ikutan hunting foto. Saat mereka bertiga sibuk motret sebuah obyek, aku ikutan jeprat jepret dari sisi yang berbeda, tanpa berani mengusik keseriusan mereka.
Sampai di atas, dengan wajah ceria dan polos, aku bertanya, “Tadi apa namanya, yang kayak monyet itu?” Niatku mulai ingin belajar menghafal nama-nama hewan tersebut.
Temanku menjawab, “Ha?! Mana ada monyet? Coba lihat fotonya, yang mana?”
Dengan wajah masih antusias, kupamerkan hasil fotoku. Ekspresi temanku seperti komik kartun yang meneteskan keringat lelah di sudut wajahnya, “Ini octopus!”, sembari dia menunjukkan hasil jepretannya.
Hmmm… Kekonyolan yang tak terlupakan. Bagaimana mungkin octopus (gurita) bisa terlihat seperti monyet? Narkosis!
BTS my journey – series 4