Sudah lama sekali aku punya impian untuk bisa menyelam di Pulau Alor. Semenjak Laurent, teman penyelam ngompori dan merekomendasikan tempat tersebut. Ternyata rezeki itu datang di Agustus 2022. Bersama tim Dive Wonderful Indonesia akhirnya kesampaian untuk mencicipi salah satu destinasi menyelam terbaik dunia.
Alor merupakan pulau sendiri. Berada di sebelah timur pulau Flores, masih masuk propinsi Nusa Tenggara Timur. Tidak ada penerbangan langsung dari Surabaya, harus transit terlebih dahulu di Kupang. Jadi rombongan berlima ini sekalian menginap semalam di Kupang.
Yang pertama dilakukan tentu mencari kuliner “haram”, hehehe… Ngebebong di Depot Aroma. Pesan satu paket lengkap: sei dengan bonus sayur, sate dan sup brenebon.
Karena matahari di Kupang ini begitu menyengat, sehingga setelahnya hanya keliling kota sambil duduk manis di dalam mobil saja, terus lanjut tidur siang. Malamnya baru cari resto lagi, dengan menu ikan segar. Lanjut nongkrong di kafe kekinian menikmati malam.
Alor, I’m coming
Esoknya terbang ke Alor dengan pesawat paling pagi. Setelah tiba di Bandar Udara Mali, langsung disambut oleh tim dari Nautika Dive Alor dengan pengalungan selendang tenun khas Alor.
Bandara letaknya di utara pulau. Pusat kota Kalabahi ada di tengah. Sementara spot menyelam banyak di selatan. Sehingga kebanyakan dive center berada di sisi selatan, termasuk Nautika Dive Alor. Lebih kurang satu jam perjalanan darat untuk sampai ke sana.
Dari sisi jalan raya, Nautika tidak tampak mencolok. Setelah melewati pintu masuk, akan tampak gazebo di sebelah kanan dan kamar-kamar staf di kiri. Kemudian ruang penyimpanan alat selam dan area jemur peralatan. Berjalan lagi lebih ke dalam baru terlihat begitu luas area resort ini, nyambung sampai ke sisi pantai. Semua bangunannya didominasi tembok yang dicat putih berpadu dengan biru pada bagian kusen-kusennya. Mirip gaya Yunani. Ruang makan besar ada di tengah, sekaligus digunakan sebagai tempat briefing sebelum penyelaman.
Persis di depan pantai disediakan meja dan kursi untuk bersantai serta hammock. Kamar-kamar ada di lantai dua. Nah, kalau dilihat dari sisi pantai menghadap ini semua, terlihat megah komplek bangunan ini dengan tulisan Nautika Dive Alor di bagian bawahnya.
Rencana penyelaman selama tujuh hari berturut-turut. Sehari tiga kali. Ya hitung-hitung bisa dapat 20 spot. Namun, di Alor ini punya puluhan titik penyelaman yang tidak akan habis meski dijajah dalam waktu seminggu. Rata-rata berarus dengan suhu kisaran 26-28°. Membayangkannya sudah bikin merinding, karena untuk air laut, ukuran suhu segitu sudah dingin. Butuh wetsuit tebal agar tidak menggigil. Namun, so far aku bertahan dengan wetsuit Akona yang series 3 mm front zip in Tiffany.
Untuk menuju titik penyelaman, rombongan akan dibawa menggunakan kapal milik Nautika. Tiga hari pertama digabung dengan tiga tamu lain yang sedang ambil sertifikasi selam lanjutan, sambil menikmati keindahan bawah laut Alor. Makin ramai, makin seru.
Sebelum penyelaman, akan selalu diberikan pengarahan terkait rencana penyelaman dan kondisi bawah lautnya, mulai dari kontur, kedalaman, perkiraan suhu dan arusnya, serta beberapa informasi tambahan tentang titik-titik tertentu yang perlu menjadi perhatian. Hal ini perlu disampaikan sehingga penyelam bisa membayangkan medan apa yang akan dihadapi setiap sebelum memulai penyelaman.
Usai sarapan dan briefing, para penyelam siap berlayar. Tabung-tabung dan alat selam juga sudah disiapkan di kapal. Setiap usai penyelaman disiapkan minuman hangat dan handuk kering. Ada cemilan juga, seperti puding segar aneka rasa dan jajanan roti. Menyelam dengan suhu dingin tentu bikin perut mudah lapar.
Setiap usai penyelaman kedua, kapal akan kembali ke resort untuk makan siang. Makanan di resort Nautika ini disajikan dalam bentuk prasmanan. Menu yang dihidangkan selalu ada ikan, ayam dan daging sapi, plus sayur yang diolah berganti-ganti rupa setiap harinya. Selalu ada buah-buahan sebagai penutup. Untuk air mineral disediakan isi ulang dalam kemasan botol kaca, yang juga disiapkan di kamar, sehingga mengurangi sampah plastik.
Kalau usai penyelaman ketiga saat sore hari, selalu ada jajanan tersedia di meja makan, sebelum jam makan malam. Jadi hidup seminggu di Nautika kerjaannya makan – menyelam – makan begitu seterusnya, hahaha…
Spot Penyelaman
Sejak hari pertama menyelam, mata dibuat segar oleh pemandangan bawah laut Alor yang benar-benar sehat kondisinya. Terumbu karang tumbuh rapat dan banyak ikan yang berkeliaran. Airnya juga jernih. Tak heran jika ini merupakan salah satu surga penyelaman terbaik milik Indonesia.
Nah, salah satu keunikan menyelam di Alor adalah bisa melihat bubu di bawah air. Bubu merupakan alat penangkap ikan tradisional. Terbuat dari bambu yang dibentuk seperti tabung dan didesain sedemikian rupa sehingga jadi perangkap bagi ikan. Biasanya diletakkan pada kedalaman antara 5-10 meter. Peletakannya harus disesuaikan dengan arah arus yang ada di area tersebut, sehingga lebih banyak ikan yang tersaring masuk ke dalamnya. Cara yang ramah bagi lingkungan. Tak heran jika kebiasaan ini membuat kondisi bawah laut di Alor tetap sehat dan terjaga.
Titik-titik penyelaman di Alor ini memiliki tekstur yang bervariasi. Ada yang wall, di mana terumbu karang memadati pinggiran tebing, sehingga seperti dinding yang padat, penuh dengan ornamen alam.
Ada juga yang slope, di mana penyelaman akan menuruni jalur landai berupa pasir, lalu menemui hamparan terumbu karang di bawahnya.
Ada juga gua eksotis di bawah laut yang bisa diselami yaitu Wolang Cave. Dari luar akan tampak bentuknya seperti segitiga. Meski gelap bagian dalamnya, penyelam tetap bisa masuk ke dalam dan melihat-lihat dengan bantuan cahaya dari senter. Kalau beruntung, bisa melihat nurse shark atau marble ray di dalamnya.
Di Bakalang Jetty, penyelam bisa melihat pilar-pilar penyangga dermaga yang sudah tertutup dengan terumbu karang warna-warni. Jadinya seperti lorong hutan bawah laut yang cakep sekali.
Di sebelah area dermaga, akan tampak schooling ikan yang sangat banyak. Biasanya muncul pagi hari, sehingga untuk ke spot ini direncanakan pada penyelaman pertama.
Bama wall, Red Sand, The Arch, Umapura wall adalah beberapa nama titik penyelaman lainnya. Sementara Munaseli merupakan salah satu spot cantik, tapi dengan arus yang lumayan kencang. Justru di arus kuat seperti ini biasanya banyak gerombolan ikan besar yang dapat ditemui. Hamparan terumbu karang memenuhi area ini, seperti taman laut yang sangat indah.
Satu bonus menarik dari trip penyelaman ini adalah bertemu lumba-lumba di suatu sore saat mau kembali ke resort. Puluhan lumba-lumba menari di sekitaran kapal, lalu bergerak menjauh. Seluruh penyelam menuju ke depan kapal, menyaksikan atraksi tersebut. Sungguh momen yang istimewa. Penasaran? Lihat Reels di IGku dech.
Selain alamnya yang cakep, tim Nautika juga seru. Di akhir penyelaman yang ramean, sempet bikin rusuh lautan dengan saling iseng ke teman, as diver usually do :-p
Eits, selain menyelam, aku sempetin juga jalan-jalan di pulau, menikmati budaya yang ada. Lanjut ke cerita berikutnya ya… Wisata Budaya Alor
based on my journey on August 2022
Has published : Harian Surya, 2 April 2023
One thought on “Diving Alor : Menikmati Kerajaan Bawah Laut”