Salah satu bucket list di Venesia adalah nyobain naik gondola. Kami berempat berencana mencobanya saat sore hari, usai kaki gempor keliling, barulah diakhiri dengan duduk manis di atas gondola, menikmati lorong kanal menuju ke jembatan Rialto.
Karena bukan wahana yang murah, jadi milih-milih donk, yang sopirnya cakep. Lumayan kan buat cuci mata empat perempuan ini.
Di sekitaran sana, sudah banyak yang menawarkan jasanya. Pilihan tertuju pada salah seorang pria tampan, bertubuh atletis, dengan senyum yang ramah, khas Itali. Bagianku untuk tawar-menawar harga, sampai ada kata sepakat.
Tak lama kemudian, pria itu memanggil temannya yang sedang duduk manis di atas gondola.
Yaelah, jadi masnya tadi cuma calo to. Salah satu temanku langsung bilang, “Ea… marketing ketipu marketing.”
Itu sindiran telak kepada kami bertiga yang profesinya adalah marketing. Ngakaklah kami. Terpaksa menerima apa adanya. Diantar pria paruh baya, yang belum pernah terlintas dalam bucket list kami.
BTS my journey – series 9