Akhir tahun 2015, dapat undangan nikahan teman di Palembang. Geng dari Surabaya pada nitip, sehingga aku berangkat sendiri ke kota itu. Memang aku doyan datang ke kondangan. Meski jauh, tak masalah, karena bisa skalian traveling.
Tiba sore hari, keliling mencari kuliner khas, trus lanjut tidur, karena masih ada sisa lelah, usai outing beberapa hari di Yogyakarta.
Malamnya, langsung meluncur ke acara resepsi. Makan, foto, balik hotel. Sengaja tidak berlama-lama, karena besoknya masih ada waktu lebih panjang dan eksklusif untuk nongkrong bareng ama si pengantin.
Sisa malam, kuniatkan untuk jalan-jalan di area alun-alun dan jembatan Ampera. Ganti kostum dengan celana selutut dan kaos oblong, tenteng kamera, bersiap untuk hunting foto.
Di dekat alun-alun, ada sederetan becak yang dihias dengan lampu warna-warni. Menjadi obyek yang menarik di malam hari. Salah seorang pengemudinya, menyapa dengan ramah. “Silahkan foto-foto mbak. Dari kampus mana?”
Senyum kulemparkan. Dalam hati berbunga. Ah, masih saja dibilang anak kuliahan.
Lanjut jalan lagi menuju tepian sungai Musi, memandang jembatan Ampera, yang masih berkabut. Saat itu memang sedang kondisi kabut asap. Sehingga, agak sulit mendapatkan penampakan terbaik dari jembatan itu.
Masih berusaha mencari fokus, seorang ibu dengan menggandeng anaknya, menghampiri dan bertanya, “Mbak, bisa foto langsung jadi?”
Setelah ditinggikan dengan anggapan anak kuliahan, sekarang mengernyit sempurna karena dianggap sebagai tukang foto keliling
BTS my journey – series 8